Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Pengikut

My Playlist

Quien cocina aquí:

Foto Saya
HanumZ aii
Hanum adalah salah satu mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan Biologi di Kampus Putih, University of Muhammadiyah Malang. bersama teman-teman yang lain mencoba untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan selama menimba ilmu di sini.
Lihat profil lengkapku

Archivo del Blog

Configure your calendar archive widget - Edit archive widget - Flat List - Newest first - Choose any Month/Year Format

Senin, 05 Desember 2011

FAKTOR ABIOTIK ATMOSFER DAN AIR

Kelompok kedua yang presentasi pada minggu ini adalah kelompok empat. Anggota kelompok terdiri dari Intan Indramayu, Siti Musliyani, dan Yulius Susanto, dengan dimoderatori oleh Dani Resta. Membahas tentang materi faktor abiotik yang kedua, yaitu atmosfer dan suhu.
Atmosfer terdiri dari udara dan komposisi udara, sedangkan pengertiannya sendiri adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet termasuk Bumi dari permukaan planet sampai jauh di luar angkasa.
Atmosfer memiliki beberapa lapisan, antara lain:
  • ·         Troposfer, lapisan paling bawah, 8 % atmosfer 92 % aerosol, dengan ketinggian 0-15 km dan suhu 15 OC - 52OC.
  • ·        Statosfer, lapisan kedua, yang merupakan lapisan ozon berfungsi untuk menahan sinar UV, ketinggian 15-45 km dan suhu - 57 OC.
  • ·         Mesosfer, ketinggian 45-75 km dan suhu - 140 OC, karena suhunya rendah dan dingin yang menyebabkan kristal air
  • ·         Termosfer, ketinggian antara 500-700 km dan suhu - 57 OC.
  • ·         Ionosfer, ketinggian antara 50-150 km, karena terjadi reaksi kimia, maka lapisan ini dapat melindungi planet dari batu meteor yang akan jatuh, sebab belum sempat sampai di planet sudah habis terbakar karena gesekan dan reaksi kimia dari lapisan ini.
  • ·         Eksosfer, lapisan yang paling luar dengan ketinggian antara 500-700 km, suhu - 50 OC, serta tidak memiliki tekanan udara.
Efek rumah kaca, terjadi karena meningkatnya jumlah oksigen dan gas-gas lainnya di atmosfer serta meningkatnya jumlah pembakaran (organik dan anorganik).
Angin, yaitu udara yang bergerak. Angin merupakan unsure penting bagi tanaman karena mengatur suhu dan penguapan, serta membantu dalam penyerbukan.
Fungsi dari angin antara lain:
-          - Mengangkut udara dingin dan hangat
-          - Menggerakkan awan dan kabut
-          - Mencampurkan udara sehingga perubahan suhu tidak terlalu mencolok
-          - Mempengaruhi tumbuhan secara langsung dan tidak langsung
            Faktor terjadinya angin antara lain:
o    Gradien 
o    Letak titik 
o   Tinggi tempat
o   Waktu

Air, merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat digantikan dengan yang lainnya, tanpa air seluruh organisme tidak akan dapat tumbuh dan berkembang. Air ada tiga macam bentuk, antara lain:
*      Uap air, merupakan gas yang terjadi karena proses penguapan.
*      Hujan, merupakan uap air yang mengembun dan jatuh ke bumi. Ada tiga macam hujan, yaitu hujan konvergensi dan frontal, hujan orografik, dan hujan konfektif.
*      Air tanah, air yang terdapat di dalam tanah dan tidak dapat dilihat secara langsung.
Air memiliki banyak peranan, antara lain:
  • Struktur tumbuhan
  • Sebagai penunjang
  • Alat angkut
  • Pendinginan
  • Pelarut dan medium reaksi kimia
  • Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan sel dan pembentukan sel)
  • Untuk fotosintesis
Karakteristik dari air yaitu untuk mempertahankan dari kepunahan. Banyak sekali tumbuhan yang untuk penebarannya membutuhkan peranan air antara lain seperti enceng gondok dan hidrila. Berdasarkan pengelompokan dan karakteristik tumbuhan terhadap kadar air, antara lain:
ü  Xerophyta
ü  Mesophyta
ü  Hidrophyta
ü  Halophyta

Setelah mengetahui materi yang disampaikan, ada beberapa pertanyaan dari teman-teman atau audiensi dalam diskusi tersebut. Pertanyaan pertama dari Qorry, bagaimanakah proses hujan asam itu, serta dampak apa saja yang ditimbulkan akibat hujan asam itu. Pertanyaan langsung dijawab oleh Siti. Hujan asam itu mengandung zat kimia SO3, yang mengandung sifat asam atau basa, sehingga mengakibatkan tanaman yang ada di tempat turunnya hujan tidak dapat tumbuh dengan baik, bahkan mungkin bisa mati. Prosesnya itu sama dengan hujan biasa, hanya saja hujan asam kandungan uap airnya itu mengandung banyak SO3. Menurut Tina, hujan asam terjadi pada daerah yang banyak industrinya, karena dari industri itu mengeluarkan banyak asap dan juga pengaruh dari global warming. Pertanyaan lagi dari Qorry, bagaimana bila ingin melakukan reboisasi? Bisa dengan pengembalian lahan dengan cara menyebar humus daun dari tempat lain yang tidak terkena hujan asam, tapi membutuhkan waktu yang lama. Tambahan jawaban dari Eko, reboisasi bisa dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme dengan memanfaatkan tanaman kacang-kacangan, sebab mikroba dapat mengembalikan unsur hara dalam tanah. Menurut Pak Husamah, proses hujan asam seperti, SO3 menguap ke udara, mengumpul menjadi awan kemudian turun dan menjadi H2SO4 yang bersifat destruktif bagi manusia, hewan, tumbuhan dan sumber air yang dapat menyebabkan korosi, agar kembali seperti semula membutuhkan waktu dan cara yang lama.
Pertanyaan kedua dari Fauzi, bagaimana cara tumbuhan tingkat rendah mengangkut air, sedangkan dia tidak punya berkas pengangkut, pertanyaanya dijawab oleh Pak Husamah, bisa melalui osmosis, difusi, atau yang lainnya.
Pertanyaan ketiga dari Yusron, kenapa angin siang lebih kencang daripada angin malam, angin siang itu bertiup dari langit menuju ke darat dan suhunya lebih panas, sehingga mempengaruhi kecepatan angin siang untuk bertiup, begitu juga sebaliknya dengan angin malam.
Pertanyaan keempat sesi kedua dari Dias, bagaimana proses mengangkut udara dingin menjadi hangat serta proses mencampurnya udara sehingga perubahan suhu tidak mencolok. Menurut Pak Husamah, udara bisa bercampur karena udara bisa homogeny, kecuali bila suhu extrim yang dapat menyebabkan tabrakan unsur. Contohnya pada ruangan yang pengap yang ada suhu, udara, dan lain-lain.
Pertanyaan terakhir dari Alib, bagaimana efek rumah kaca itu, menurut Nana dan Eko, karena adanya atau menipisnya ozon, jadi cahayanya tidak masuk atau menembus ke dalam bumi sehingga tidak dapat memantulkan ke atas lagi sehingga disebut efek rumah kaca, sebab prosesnya hampir mirip dengan rumah kaca.
Refleksi diri yang dapat diambil, kita harus tetap menjaga keseimbangan lingkungan dengan kegiatan kita, agar tidak terjadi kerusakan atau masalah dengan lingkungan kita, sebab kita sendiri nantinya yang akan menanggung akibatnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
 

Diseñado por: Compartidísimo
Scrapping elementos: Deliciouscraps©